Komisi V Dorong Pemerintah Tambah PMN INKA
Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meninjau PT. INKA, di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur.Foto :Arief/rni
Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai, PT. INKA (Persero) mampu melihat peluang akan kebutuhan transportasi kereta api yang sangat dibutuhkan oleh publik. Kereta api diharapkan menjadi transportasi yang sangat ekonomis, kecepatan tinggi, namun aman. Oleh karena itu, Komisi V DPR RI mendorong pemerintah untuk memberikan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada INKA untuk memproduksi gerbong dan lokomotif.
“PT. INKA adalah satu-satunya industri kereta api yang ada di Asia Tenggara. Kita punya kewajiban untuk mengembangkan perkeretaapian yang ada di Indonesia, karena merupakan suatu peluang dari industri kereta api dalam negeri,” kata Bambang saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meninjau PT. INKA, di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, Rabu (23/1/2019).
Politisi Fraksi Partai Gerindra itu menambahkan, dengan tidak memotong anggaran untuk pengembangan industri transportasi diharapkan bisa menyumbang pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Kita memiliki industri standar internasional. Jangan sampai industri ini memenuhi kebutuhan luar negeri, tetapi di dalam negerinya malah kedodoran. Ekonomi yang ada di negara kita harus menggelinding dengan cepat dan industri ini harus diprioritaskan" kata Bambang.
Ia menambahkan, pihaknya mengapresiasi kinerja PT. INKA yang menghasilkan produk yang berprestasi dan diakui internasional. Ia berharap pesanan kereta api selain dari Bangladesh, produksi gerbong kereta api bisa juga diterima oleh negara lainnya. PT. INKA memiliki semangat yang tinggi untuk memproduksi kereta api, tetapi kebijakan pemerintah masih impor, tidak hanya sektor industri, tetapi juga sektor pertanian.
“Saya harap pemerintah mengerti, jangan kita impor kereta api dari luar yang sebenarnya kita bisa produksi sendiri. Ini yang dikeluhkan oleh PT. INKA. Dengan banyaknya ekspor barang-barang ke luar negeri dan mengurangi produk impor masuk ke Indonesia, otomatis neraca perdagangan kita menjadi positif, sehingga pertumbuhan ekonomi pasti akan menjadi lebih tinggi lagi,” harap legislator dapil Jawa Timur ini. (afr/sf)